MAKALAH
MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN PENANGGULANGANNYADiajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar
MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN PENANGGULANGANNYADiajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar
Disusun Oleh :
Muhammad Nasheh Ulwan
Siti Ismayanti
Meliasari
Putri Tama Agustin
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA (UNTIRTA)
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
observasi ini tepat pada
waktunya. Dengan diselesaikannya makalah observasi ini, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya atas segala bimbingan, bantuan,
dukungan dan pengarahan yang telah diberikan berbagai pihak dalam proses
penulisan
laporan hasil observasi, terutama pada dosen pembimbing. Semoga makalah ini
dapat membantu proses belajar mengajar, terutama pada mata kuliah Pengantar
Pendidikan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dalam
proses penyusunan makalah berikutnya dapat lebih baik. Akhir kata, semoga laporan
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah
lingkungan hidup memang bukan persoalan salah satu negara saja, tetapi sudah
menjadi tanggung jawab seluruh bangsa dan negara. Oleh karena itulah berbagai
upaya dilakukan orang untuk mencegah tambah rusaknya lingkungan hidup. Seperti
dengan diselenggarakannya KTT Bumi, Protokol Kiyoto, dlsb. Bahkan beberapa
negara yang masih memanfaatkan bahan bakar fosil, berusaha mengurangi efek
rumah kaca dengan menggunakan bahan bakar gas alam yang secara ekonomis sangat
kompetitif bila dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi atau batubara. Hanya
sebenarnya gas alam juga tetap menimbulkan CO2, tetapi lebih sedikit bila
dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi dan batubara.
Disamping itu
pun gas alam juga menimbulkan methan selama proses penyediaannya, yang kesemua
itu dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dalam makalah ini akan membahas
tentang masalah kerusakan lingkungan hidup di bumi, khususnya di Indonesia,
berikut upaya penanggulangannya dan upaya terhapap pembangunan berkelanjutan.
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam Makalah ini, masalah yang
akan dibahas adalah :
a) Pengertian
Lingkungan Hidup dan Bumi ?
b) Apa
penyebab kerusakan lingkungan hidup di Indonesia ?
c) Apa
saja peristiwa – peristiwa kerusakan alam yang terjadi di Indonesia ?
d) Bagaimana
cara penanggulangannya ?
e) Upaya
pelestarian lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan ?
1.3 Tujuan
Masalah
Dalam makalah ini, makalah yang
akan dibahas bertujuan untuk :
a) Upaya
penanggulangan kerusakan bumi
b) Agar
manusia bisa mengetahui alternatif-alternatif untuk menghemat SDA
c) Supaya
manusia lebih mencintai Lingkungan
d) Menghindari
Krisis SDA dalam waktu dekat
e) Menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,dan
berkeadilan.
f) Mengoptimalkan
partisipasi masyarakat
g) Menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pngawasan
BAB II
ISI
ISI
2.1 Pengertian
Menurut hasil dari google
pengertian Lingkungan hidup / lingkungan adalah istilah yang dapat mencangkup
segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari
Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.
2.2 Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia
Indonesia
memiliki 10 persen hutan tropis dunia yang masih tersisa.Hutan Indonesia
memiliki 12 persen dari jumlah spesies binatang menyusui/ mamalia, pemilik 16
persen spesies binatang reptil dan ampibi. 1.519 spesies burung dan 25 persen
dari spesies ikan dunia. Sebagian diantaranya adalah endemic (hanya dapat
ditemui di daerah tersebut).
Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen [World Resource Institute, 1997]. Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. [Badan Planologi Dephut, 2003].
Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen [World Resource Institute, 1997]. Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. [Badan Planologi Dephut, 2003].
Dengan
semakin berkurangnya tutupan hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan Indonesia
telah menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana kekeringan,
banjir maupun tanah longsor. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat
telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia dengan 2022 korban jiwa dan
kerugian milyaran rupiah, dimana 85 persen dari bencana tersebut merupakan
bencana banjir dan longsor yang diakibatkan kerusakan hutan [Bakornas
Penanggulangan Bencana, 2003].
Kekurangan peraturan formal yang mengatur hak-hak pemilikan umum dan swasta menyebabkan penggunaan api sebagai senjata dalam konflik-konflik kepemilikan lahan. Api juga digunakan oleh para pemilik lahan kecil untuk membersihkan lahan untuk menanam tanaman pangan dan industri, oleh para transmigran, oleh para peladang berpindah dan oleh para pemburu dan nelayan. Deforestasi dan degradasi hutan alam menyediakan sisa-sisa kayu yang mudah terbakar dan menciptakan bentang-darat yang lebih rentan api.
Kekurangan peraturan formal yang mengatur hak-hak pemilikan umum dan swasta menyebabkan penggunaan api sebagai senjata dalam konflik-konflik kepemilikan lahan. Api juga digunakan oleh para pemilik lahan kecil untuk membersihkan lahan untuk menanam tanaman pangan dan industri, oleh para transmigran, oleh para peladang berpindah dan oleh para pemburu dan nelayan. Deforestasi dan degradasi hutan alam menyediakan sisa-sisa kayu yang mudah terbakar dan menciptakan bentang-darat yang lebih rentan api.
2.3 Peristiwa Kerusakan Alam di Indonesia
2
Terjadi secara alamiah antara lain:
a) Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa
hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), adanya
gerakan-gerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak yang
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang
disebut struktur diastropik. (pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan),
maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa
intensitas gempa menggunakan seismograf, namun manusia sama sekali tidak dapat
memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat
dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi
beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa
yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
b) Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang
menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan
oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yangdilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material
padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain
c) Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan
tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan
udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin
topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal
yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai
di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana
musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal
ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain
disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global. Bahaya angin topan bisa
diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi,
termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan
angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan
bangunan.
2) Rusaknya
areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan
penerbangan.
4) Menimbulkan
ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
3
Kerusakan Lingkungan karena Faktor Manusia
a) Terjadinya
pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.
b) Terjadinya
banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c) Terjadinya
tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
·
Penebangan hutan secara liar (penggundulan
hutan).
·
Perburuan liar.
·
Merusak hutan bakau.
·
Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
·
Pembuangan sampah di sembarang tempat.
·
Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
3.2 Upaya Penaggulangan Kerusakan Lingkungan Hidup
1.
Memproduksi minyak secara alami
Ada proses bernama themo-depolymerization, suatu proses yang sama dengan
bagaimana alam memproduksi minyak. Misalnya libah berbasis karbon jika
dipanaskan dan diberi tekanan tepat, mampu menghasilkan bahan minyak. Secara
alami proses ini membutuhkan waktu jutaan tahun. Dari eksperimen yang
sudah-sudah, kotoran ayam kalkun mampu memproduksi sekitar 600 pon petroleum.
2.
Menghilangkan garam dari air laut
PBB mencatat, suplai air bersih akan sangat terbatas bagi milyaran
manusia pada pertengahan abad ini. Ada teknologi bernama Desalinasi, yakni
menhilangkan kadar garam dan mineral dari air laut sehingga layak diminum. Ini
merupakan solusi yang bias dilakukan untuk mencegah krisis air. Masalahnya,
teknologi ini masih terlalu mahal dan membutuhkan energi cukup besar. Kini para
ilmuan tengah mencari jalan agar desalinasi dapat berlangsung dengan energi
lebih sedikit. Salah satu caranya adalah dengan melakukan evaporasi pada air
sebelum masuk ke membrane dengan pori-pori mikroskopis.
3.
Tenaga Hidrogen
Bahan bakar hydrogen dianggap sebagai bahan bakar alternative bebas
polusi. Energi dihasilkan dari perpaduan antara hydrogen dan oksigen.
Problemnya adalah bagaimana hydrogen itu dihasilkan. Molekul seperti air dan alkohol
harus diproses dulu untuk mengekstaksi hydrogen sehingga menjadi sel bahan
bakar. Proses ini juga membutuhkan energi besar. Namun setidaknya ilmuwan sudah
mencoba membuat laptop serta peranti lain dengan tenaga fuel cell.
4.
Tenaga Surya
Energi surya yang sampai di bumi terbentuk dari photon, dapat
dikonversikan menjadi listrik atau panas. Beberapa perusahaan sudah berhasil
menggunakan aplikasi ini. Mereka memakai sel surya dan termal surya sebagai
media pengumpul energi.
5.
Konversi Panas Laut
Media pengumpul tenaga surya terbesar di bumi ini adalah air laut.
Departemen Energi Amerika Serikat (AS) menyebut, laut mampu menyerap panas
surya setara dengan energi yang dihasilkan 250 miliar barel minyak/hari. Ada
teknologi bernama OTEC yang mampu mengkonversikan energi termal laut menjadi
listrik. Perbedaan suhu antar permukaan laut mampu menjalankan turbin dan
menggerakkan generator. Masalahnya, teknologi ini masih kurang efisien.
6.
Energi Gelombang Laut
Laut melingkupi 70 % permukaan bumi. Gelombangnya menyimpan energi besar
yang dapat menggerakkan turbin-turbin sehingga menghasilkan listrik. Problemnya
agak sulit memperkirakan kapan gelombang laut cukup besar sehingga memproduksi
energi yang cukup, solusinya adalah dengan menyimpan sebagian energi ketika
gelombang cukup besar. Sungai Timur kota New York saat ini sedang menjadi
proyek percobaan dengan enam turbin bertenaga gelombang air. Sedangkan Portugis
justru sudah lebih dulu mempraktikan teknologi ini dan sukses menerangi lebih dari 1500
murah.
7.
Menanami Atap Rumah
Tanaman yang tanam di atap rumah ini mampu menyerap panas dan mengurangi
karbon dioksida. Bayangkan jika burung-burung dan kupu-kupu berterbangan di
sekitar rumah hijau kita.
8.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah memanfaatkan mikroba dan tanaman untuk membersihkan
kontaminasi. Salah satunya adalah membersihkan kandungan nitrat dalam air
dengan bantuan mikroba. Atau memakai tanaman untuk menetralisir arsenic dari
tanah. Beberapa tumbuhan asli ternyata punya daerah untuk membersihkan bumi
kita dari aneka polusi.
9.
Kubur barang-barang Perusak
Karbon dioksida adalah factor utaa penyebab pemanasan global. Energy
Information Administration (EIA) mencatat, tahun 2030 emisi karbon dioksida
mencapai 8000 juta metric ton. Metode paling sederhana untuk menekan kandungan
zat berbahaya itu adalah dengan menguburkan berbagai sumber penghasilan CO2
seperti aneka limbah elektronik berbahaya. Namun ilmuan masih belum yakin bahwa
gas berbahaya akan tersimpan aman.
10. Buku Elektronik
Berapa ton kertas dan berapa banyak pohon yang harus ditebang bagi
seanteo dunia jika kita sampai semua harus membeli Koran, majalah, novel, buku
pelajaran, buku tulis, kertas tulis, sampai tisu toilet. Buku elektronik atau
surat elektronik yang lebih dikenal dengan e-book dan email memberi kontribusi sangat
berarti pada kelangsungan hidup. Dengan teknologi itu, produksi kertas dapat
ditekan, sehingga bahan kita tak perlu menebang terlalu banyak pohon.
3.3 Upaya
Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan.
Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di
Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a) Gagasan
kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b) Gagasan
keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun
ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a)
Menjamin pemerataan dan keadilan.
b)
Menghargai keanekaragaman hayati.
c)
Menggunakan pendekatan integratif.
d) Menggunakan
pandangan jangka panjang.
1) Upaya
yang Dilakukan Pemerintah
·
Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960
yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
·
Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
·
Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24
Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
·
Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan
Pengendalian Lingkungan
2) Upaya
Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
·
Pelestarian tanah (tanah datar, lahan
miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi.
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi.
·
Pelestarian udara
a)
Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di
sekitar kita
b)
Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa
pembakaran,
c)
Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia
yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer
·
Pelestarian hutan
a)
Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
b)
Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
c)
Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
d)
Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan
penebangan hutan.
e)
Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar
ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
·
Pelestarian laut dan pantai
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan
cara:
1) Melakukan
reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang
pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena
karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang
pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang
pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
·
Pelestarian flora dan fauna
1) Mendirikan
cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang
kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan
kegiatan penghijauan.
BAB 3
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bumi sebagai tempat tinggal makhluk hidup memiliki peran yang sangat
penting untuk kelangsungan hidup, kerusakan yang terjadi khususnya dibumi
merupakan akibat gejala-gejala alam yang terjadi dan juga hasil dari ulah
manusia itu sendiri.
Berbagai upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga warga Negara harus lebih digalakkan agar tidak semakin parah akibat yang ditimbulkannya.
Berbagai upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga warga Negara harus lebih digalakkan agar tidak semakin parah akibat yang ditimbulkannya.
3.2 Saran
Jadi, ada baiknya mulai dari sekarang ini kita memperhatikan
tempat kita bernaung selama kita hidup di dunia ini yaitu Bumi. Panjang
pendeknya umur bumi ini tergantung pada kita sebagai makhluk ciptaan ALLAH SWT
untuk merawat, menjaga, dan tidak merusak lingkungan dan alam sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Lingkungan Hidup. 2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: KMNLH
Kementerian Lingkungan Hidup, 2002, Meniti Jalan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia, Jakarta.
Badan Pusat Statistik, 2002,
Statistik Indonesia 2001, Jakarta.
Banda Pusat Statistik, 2002,
Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2001, Jakarta.
Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Kantor
Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2001,
Terumbu Karang di Indonesia, Mei 2001
Indonesia an official handbook 2002, November, 2002
Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dan Kementerian
Lingkungan Hidup, 2002, Sosialisasi
Strategi Pengelolaan Terpadu DAS Bengawan Solo dalam Konteks Otonomi Daerah, November 2002
Indonesia Forest Watch, 2001, Potret Keadaan Hutan Indonesia, Desember
Warta ISOI, No. 16, Oktober-Desember 2002. Jl Pasir Putih I/No 1,
Ancol Timur, Jakarta 14430.